Rabu, 25 April 2012

KARYA TULIS ILMIAH

STUDI TOUR SMA NEGERI 1 SUKAHAJI


TIM PENULIS  
       
·         Adi Hermawan (XI Ipa 3)
·         Aditya Nur Fahrizal (XI Ipa 3)
·         Willy Lestari (XI Ipa 2)
·         Yeni Indah Rahayu (XI Ipa 2)
·         Yuni Fitriani (XI Ipa 2)

KATA PENGENTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan karunia dan rahmatnya sehingga penulis masih diberi kesempatan untuk meneliti kehidupan yang bersifat sementara ini. 
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita semua nabi besar Muhammad SAW, yang telah berjuang membawa panji Allah untuk menebarkan rahmatan lilalamin.
Alhamdulillah penullis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul STUDY TOUR SEMARANG-YOGYAKARTA dalam rangka memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh tugas sekolah. Tersusunnya karya tulis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Bapak Drs. H. Iing Solihin selaku kepala UPTD SMAN 1 SUKAHAJI.
  2. Ibu Emma Mardiyanah S.Si Selaku Guru Pembimbing kelas XI-IPA
  3. Bapak Nandang PJ. S.Pd selaku wali kelas XI-IPA2
  4.  Bapak Hartono S.Ag selaku wali kelas XI-IPA3

5    Serta seluruh pihak yang turut berperan dan membantu dalam penyusun karya tulis ini yang tak mungkin menulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu, sumbangan saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari semua pihak demi kemajuan penulis dalam pembuatan karya tulis ini selanjutnya. Akhirnya penulis harapkan semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca umumnya dan khususnya bagi penulis sendiri.
     

Sukahaji,    April 2012


Penulis


BAB 1 
PENDAHULUAN
Pelaksanaan widyawisata  ke Semmarang – Yogyakarta salah satu kegiatan dalam rangka menambah ilmu pengetahuan yang telah dipelajari dalam kelas dan pengalaman lapangan .Selain kegiatan ini merupakan wujud pengetahuan siswa budaya-budaya yang ada di Indonesia. Setelah melihat jumlah peserta yang cukup banyak kgiatan ini memubuktikan bahwa minat siswa terhadap widyawisata ini cukup baik. Paling tidak hal ini membuktikan bahwa macam-macam budaya yang ada di Indonesia masih tinggi, akan tetapi masih membutuhkan perlindungan dan pengembangan budaya Indonesia yang harus dilakukan oleh generasi penerus bangsa. Secara umum kegiatan ini dapat dikatakan berhasil, namun untuk mengetahui lebih rinci, kami menyusun karya tulis ini untuk menambah pengetahuan dan wawasan.
A.  Latar Belakang
Salah satu yang khas dan menonjol dari Indonesia adalah kebudayaan. Indonesia memiliki berbagai macam budaya yang patut dijaga dan dilestarikan, tetapi karena kurangnya perhatian terhadap budaya-budaya yang ada di Indonesia banyak negara yang mengklaim budaya Indonesia. Oleh karena itu, kebudayaan Indonesia harus dilindungi oleh generasi-generasi penerus seperti kita. Salah satunya budaya yang ada di Jawa Tengah (Semarang-Yogyakarta).Perlu kita jaga dan lestarikan agar bisa berkembang dan lebih maju hingga diseluruh negara. Untuk menumbuhkan semangat para generasi muda yang akan menjadi penerus untuk melestarikan budaya Indonesia, perlu adanya motivasi dan dukungan dan berbagai pihak yang cinta akan budaya Indonesia.                                                                                           
B.  Perumusan Masalah
·  Sejarah singkat PT. Sido Muncul
·  Sejarah berdirinya AKPOL          
C. Tujuan Masalah
Tujuan kami Studytour untuk meneliti dan mempelajari dari obyek wisata yang dikunjugi yaitu :
a)    Mengetahui berbagai macam tradisi dan budaya-budaya yang ada di Semarang-Yogyakarta
b)    Mengetahui hal-hal yang dipelajari diberbagai obyek wisata yang dikunjungi
c)    Untuk memenuhi salah satu tugas dalam kegiatan study tour
d)   Untuk memahami cara bagaimana pada awal berdiri suatu perusahaan tersebut
D.  Metode
Dalam pembuatan karya tulis ini, kami menggunakan metode penelitian karena kkami langsung terjun ke lapangan untuk penunjang karya tulis ini.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perjalanan Study Tour Ke Semarang Dan Yogyakarta
2.1.1. Persiapan Dan Pemberangkatan
Persiapan pada pukul 19.00-20.30 bertempat di SMAN 1 sukahaji dan berangkat menuju semarang pada pukul 20.30-04.00.
2.1.2.  Aktivitas di Perjalanan
Aktivitas di perjelanan tidak terlalu banyak, banyak peserta study tour yang terlelap tidur dan tidak sedikit pula yang bercanda, berkaraoke bersama teman-teman.
2.1.3.  Aktivitas di Tempat Tujuan / Obyek Wisata
1. Mesjid Agung Semarang 
      Di Mesjid Agung Semarang semua peserta study tour melaksanakan solat subuh, beristirahat, dan mengganti pakaian dengan PSAS, di karenakan tujuan selanjutnya adalah AKPOL. Setelah sarapan pagi di lingkungan Mesjid Agung Semarang, lalu di lanjutkan perjalanan ke AKPOL.
      2. AKPOL (Akademi Kepolisian)
      Setelah sampai di AKPOL semua peserta langsung di sambut oleh para petinggi di AKPOL. Setelah semua berada di gedung serba guna AKPOL, persentasi pun dilaksanakan. Sesudah persentasi kami di beri kesempatan untuk berfoto dengan para TARUNA dan TARUNI. Setelah kegiatan selesai di AKPOL selanjutnya di teruskan ke pabrik Sidomuncul.
      3.  Jamu Sidomuncul
     Setelah sampai di Sidomuncul kami di sambut oleh Humas Sidomuncul, di sana kami diterangkan berbagai macam tumbuhan yang bisa di buat jamu, dan kami di beri kesempatan untuk melihat proses pembuatan jamu Sidomuncul. Setelah berkeliling Pabrik Sidomuncul kami di kumpulkan di sebuah pendopo untuk melaksanakan sesi tanya jawab dengan Humas Sidomuncul. Kunjungan di Sidomuncul ini membuat pengetahuan kami terhadap tanaman obat menjadi lebih.Setelah kunjungan di Sidomuncul.
      4. PT. Coca Cola
Setelah sampai di PT. Coca Cola  kami di sambut oleh Humas PT. Coca Cola, di sana kami diterangkan berbagai macam bahan-bahan yang bisa di buat coca-cola, dan kami di beri kesempatan untuk melihat proses pembuatan coca-cola. Setelah berkeliling Pabrik PT. coca-cola. Kunjungan di coca-cola ini membuat pengetahuan kami terhadap tanaman obat menjadi lebih tahu. Setelah kunjungan di coca-cola, Kami lanjutkan perjalanan ke Hotel tempat kami menginap.              
5. Hotel/Penginapan
Setelah tiba di hotel/Penginapan, kami bergegas memasuki kamar kami masing-masing untuk beristirahat setelah seharian kunjungan ke berbagai tempat. Setelah pagi, kami sarapan di hotel/penginapan tersebut, dan setelah semua beres, kami lanjutkan perjalanan ke Pantai Parangtritis.
6. Pantai Parangtritis
Sekitar jam setengah sepuluh pagi, kami tiba di Pantai Parangtritis, semua peserta study tour bermain dan berfoto di pantai tersebut. Setelah jam 11.00 , kami menuju mesjid untuk melaksanakan shalat disana. Dan dilanjutkan menyantap makan siang di sebuah tempat peristirahatan. Setelah semua siap untuk berangkat ke Candi Borobudur. Tiba-tiba kunjungan ke Candi Borobudur di batalkan karena kesorean. Sehingga langsung menuju ke Malioboro.Dijalan menuju Malioboro, kami mampir ke salah satu toko oleh-oleh khas Yogyakarta, disana kami di beri kesempatan berbelanja makanan seperti bakpia, wicca, getuk  dll.
7.    Malioboro
Sampai di Malioboro kira-kira jam setengah 5. Kami di beri kesempatan untuk berbelanja di Malioboro. Semua peserta study tour berpencar di Malioboro untuk berbelanja, ada yang berbelanja pakaian, sandal, tas, dll. Kami di beri waktu sampai pukul 6.00 untuk berkumpul kembali di bis.
2.1.1.   Persiapan kembali ke SMAN 1 Sukahaji
Persiapan kembali ke sekolah di mulai dari Malioboro, kami berangkat dari Malioboro sekitar jam 6.30. di perjalanan pulang, kami semua tertidur karena lelah sudah melakukan kegiatan seharian penuh. Di jalan kami berhenti di sebuah Restoran, di sana kami di suguhkan dengan karokean di tempat restoran itu. Setelah semua menyantap makanan dan sudah beristirahat, perjalanan di lanjutkan kembali. Dan sampai di sekolah kira-kira jam setengah 9.00 dan semua peserta study tour kembali kerumahnya masing-masing.
2.2  MESJID AGUNG SEMARANG (KUBAH ELEKTRIK) – JAWA TENGAH
2.2.1 Bentuk, Ukuran, dan Desain Arsitektur
Masjid Agung Jawa Tengah dirancang dalam gaya arsitekrural campuran Jawa, Islam dan Romawi. Diarsiteki oleh Ir. H. Ahmad Fanani dari PT. Atelier Enam Bandung yang memenangkan sayembara desain MAJT tahun 2001. Bangunan utama masjid beratap limas khas bangunan Jawa namun dibagian ujungnya dilengkapi dengan kubah besar berdiameter 20 meter ditambah lagi dengan 4 menara masing masing setinggi 62 meter ditiap penjuru atapnya sebagai bentuk bangunan masjid universal Islam lengkap dengan satu menara terpisah dari bangunan masjid setinggi 99 meter.  
Gaya Romawi terlihat dari bangunan 25 pilar dipelataran masjid. Pilar pilar bergaya koloseum Athena di Romawi dihiasi kaligrafi kaligrafi yang indah, menyimbolkan 25 Nabi dan Rosul, di gerbang ditulis dua kalimat syahadat, pada bidang datar tertulis huruf Arab Melayu “Sucining Guno Gapuraning Gusti“.  

Masjid Agung Jawa Tengah ini, selain disiapkan sebagai tempat ibadah, juga dipersiapkan sebagai objek wisata religius. Untuk menunjang tujuan tersebut, Masjid Agung ini dilengkapi dengan wisma penginapan dengan kapasitas 23 kamar berbagai kelas, sehingga para peziarah yang ingin bermalam bisa memanfaatkan fasilitas. 
 Daya tarik lain dari masjid ini adalah Menara Al Husna atau Al Husna Tower yang tingginya 99 meter. Bagian dasar dari menara ini terdapat Studio Radio Dais (Dakwah Islam). Sedangkan di lantai 2 dan lantai 3 digunakan sebagai Museum Kebudayaan Islam, dan di lantai 18 terdapat Kafe Muslim yang dapat berputar 360 derajat. Lantai 19 untuk menara pandang,
dilengkapi 5 teropong yang bisa melihat kota Semarang. Pada awal Ramadhan 1427 H lalu, teropong di masjid ini untuk pertama kalinya digunakan untuk melihat Rukyatul Hilal oleh Tim Rukyah Jawa Tengah dengan menggunakan teropong canggih dari Boscha. 


2.2.2 Materi Dan Bahan Pembentuk Sttuktur Bangunan Mesjid
Masjid Agung Jawa Tengah/Masjid Agung Semarang merupakan salah satu masjid termegah di Indonesia. Masjid dengan arsitektur indah ini mulai dibangun pada tahun 2001 dan selesai pada tahun 2006. Kompleks masjid terdiri dari bangunan utama seluas 7.669 m2 dan halaman seluas 7.500 m2. Masjid Agung Jawa Tengah terletak di jalan Gajah Raya, tepatnya di Desa Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang. Masjid yang mampu menampung jamaah tak kurang dari 15.000 ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, pada tahun 2006. Upacara peresmian ditandai dengan penandatanganan batu prasasti setinggi 3,2 m dan berat 7,8 ton yang terletak di depan masjid. Prasasti terbuat dari batu alam yang berasal dari lereng Gunung Merapi. Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Agung Jawa Tengah juga merupakan obyek wisata terpadu pendidikan, religi, pusat pendidikan, dan pusat aktivitas syiar Islam.
Dengan berkunjung ke masjid ini, pengunjung dapat melihat keunikan arsitektur masjid yang merupakan perpaduan antara arsitektur Jawa, Roma dan Arab. Arsitektur Jawa terlihat pada beberapa bagian, misalnya pada bagian dasar tiang masjid menggunakan motif batik seperti tumpal, untu walang, kawung, dan parang-parangan. Ciri arsitektur Timur Tengah (Arab) terliat pada dinding masjid dinding masjid yang berhiaskan kaligrafi.
Selain itu, di halaman Masjid Agung Jawa Tengah terdapat 6 payung hidrolik raksasa yang dapat membuka dan menutup secara otomatis yang merupakan adopsi arsitektur bangunan Masjid Nabawi yang terdapat di Kota Madinah. Masjid ini juga sedikit dipengaruhi gaya arsitektur Roma. Gaya itu nampak pada desain interior dan lapisan warna yang melekat pada sudut-sudut bangunan


2.2.3 Waktu dan Proses Pembangunan
Pembangunan masjid tersebut dimulai pada hari Jumat, 6 September 2002 yang ditandai dengan pemasangan tiang pancang perdana yang dilakukan Menteri Agama Ri, Prof. Dr. H. Said Agil Husen al-Munawar, KH. MA Sahal Mahfudz dan Gubernur Jawa Tengah, H. Mardiyanto. Pemasangan tiang pancang pertama tersebut juga dihadiri oleh tujuh duta besar dari Negara-negara sahabat, yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Kuwait, Mesir, Palestina, dan Abu Dabi. Dengan 

demikian mata dan perhatian dunia internasional pun mendukung dibangunnya Masjid Agung Jawa Tengah tersebut. Sebelum dilakukan pemasangan tiang pancang tersebut, dilaksanakanlah pengajian dan mujahadah oleh kiai-kiai karismatik seperti KH. Munif Zuhri dari Girikusumo, KH. Baqoh Arifin dari Kajoran, KH. Habib Luthfi dari Pekalongan dan lain-lain.

Peresmian Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT)
Akhirnya umat islam di Jawa tengah patut berbangga bahwa pada akhirnya mereka dapat memiliki masjid agung yang megah dan indah, diresmikan pada tanggal 14 November 2006 oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono. Masjid dengan luas areal tanah 10 Hektar dan luas bangunan induk untuk shalat 7.669 meter persegi secara keseluruhan pembangunan Masjid ini menelan biaya sebesar Rp 198.692.340.000. 
Meskipun baru diresmikan pada tanggal 14 Nopember 2006, namun masjid ini telah difungsikan untuk ibadah jauh sebelum tanggal tersebut. Masjid megah ini telah digunakan ibadah shalat jum’at untuk pertama kalinya pada tanggal 19 Maret 2004 dengan Khatib Drs. H. M. Chabib Thoha, MA, (Kakanwil Depag Jawa Tengah)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak para ulama, kyai, cendekiawan, dan umat Islam untuk menjadikan Masjid Agung Jawa Tengah sebagai pusat keunggulan dakwah dan siar Islam. Hal itu disampaikan Presiden dalam sambutannya ketika meresmikan Masjid Agung Jawa Tengah. Hadir pula Menteri Agama Maftuh Basyuni, Mendagri M. Ma'ruf, dan Gubernur Jateng Mardiyanto. 

Presiden meresmikan Masjid Agung Jateng ini dengan menekan tombol sirine dan penandatanganan replika prasasti. Sedangkan prasati yang asli sudah dipasang secara permanen di halaman depan masuk Masjid setinggi 3,2 meter dengan berat 7,8 ton. Bahannya dari batu alam yang diambil dari lereng Gunung Merapi, Kabupaten Magelang, Jateng. Prasasti ini dipahat Nyoman M. Alim yang juga dipercaya membuat miniatur candi Borobudur yang ditempatkan di Minimundus Vienna, Austria, pada tahun 2001. 
Usai peresmian, Presiden beserta Ibu Negara dan rombongan terbatas mengadakan peninjauan ke dalam masjid dan melihat maket serta fasilitas yang dimiliki, dipandu Ahmad Fatani selaku desainer dari Masjid ini. 
2.2.4 Karakteristik Mesjid M\Agung Semarang
Model Perencanaan Transportasi Empat Tahap akan memprediksikan besamya bangkitan pergerakan yang terjadi, pola sebaran pergerakannya, dan bagaimana pembebanan dari pergerakan hasil bangkitan ini terhadap jaringan jalan disekitar lokasi masjid. Sedangkan Analisis kinerja jaringan jalan digunakan untuk mengevaluasi kinerja jaringan jalan akibat pembebanan. Dari basil penelitian dapat diketahui bahwa pada periode waktu menjelang shalat jumat, Masjid Agung Jawa Tengah akan menghasilkan tarikan pergerakan sebesar 1220,91 smp dan pada periode waktu setelah shalat jumat, akan terjadi bangkitan pergerakan sebesar 977,01 smp/jam. Analisis sebaran pergerakan, pembebanan lalu lintas akibat bangkitan dan analsis terhadap kinerja jaringan jalan menunjukkan bahwa bangkitan pergerakan Masjid Agung Jawa Tengah memberikan dampak yang tidak signifikan terhadap kinerja ruas jalan, akan tetapi mengakibatkan dampak lalu lintas yang signifikan terhadap kinerja simpang berlampu maupun simpang tak berlampu yang ada di sekitar lokasi Masjid Agung Jawa Tengah. Penerapan manajemen lalu lintas seperti perbaikan geometrik jalan dan persimpangan, pengurangan tingkat hambatan samping, sena perubahan pada aturan berbelok akan memberikan perbaikan yang signifikan terhadap kinerja jaringan jalan dalam melayani arus lalu lintas akibat aktifitas di Masjid Agung Jawa Tengah.
2.2.5   Kegiatan keagamaan danpemeliharaan Masjid Agung Semarang
Selama bulan ramadhan di Masjid Kauman, usai shalat dzuhur hingga menjelang ashar, selalu dipenuhi banyak orang. Mereka mendengarkan pengajian Al Qur'an yang dipimpin oleh seorang ulama yang mampu menghafal Al Qur'an diluar kepala atau dikenal dengan sebutan Al Hafiz.
Sepanjang sejarah, Masjid Kauman selalu ramai dikunjungi oleh umat muslim dari berbagai penjuru, terutama para musafir yang berdagang di Pasar Johar, Semarang. Selama bulan ramadhan usai sholat dzuhur, ratusan umat muslim memadati serambi masjid, guna mengikuti fadillah atau pengajian Al qur'an yang dipimpin oleh Kyai Haji Ahmad Najib, seorang ulama Semarang, yang mampu menghafal Al Qur'an diluar kepala, atau dikenal dengan sebutan Al Hafiz. Selain hafal Al Qur'an, Al Hafiz juga mampu menafsirkan inti dari setiap kata dan ayat Al Qur'an, yang disampaikan dalam bahasa Jawa.
Prosesi Pawai Dugderan
Prosesi pawai Dugderan adalah pawai menyambut bulan Suci Ramadhan. Pawai ini kini digabungkan kegiatannya bersama sama 3 masjid utama kota Semarang, yakni Masjid Agung Semarang atau lebih dikenal Masjid Kauman, Masjid Raya Baiturrahman Simpanglima, dan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).
Dalam pawai dugderan direncanakan mengambil dua garis start, di Masjid Kauman yang dipimpin Wali Kota Semarang dan Masjid Baiturrahman yang dipimpin Gubernur Jateng. Kedua rombongan pawai yang berangkat dari dua masjid berbeda kemudian dipertemukan Jl Ahmad Yani. Selanjutnya berangkat bersama-sama menuju MAJT. Pada awalnya pawai dugderan berangkat dari halaman Balai Kota menuju Masjid Kauman. Namun beberapa tahun terakhir, rute pawai diteruskan hingga ke MAJT.[1]
Perubahan konsep itu juga mencakup lokasi pasar malam yang selalu menyertai tradisi dugderan yang memiliki ikon unik, yakni karakter warak ngendhog. Pasar malam dugderan ini sejak tahun 2008 ditempatkan di sekitar MAJT. Sementara tahun-tahun sebelumnya selalu di sekitar Masjid Kauman. Upaya pengembangan pawai dugderan ini untuk lebih menyemarakkan kegiatan tradisi budaya yang sudah ada sejak lama.

2.3  AKADEMI KEPOLISIAN (AKPOL) SEMARANG

2.3.1. Struktur Organisasi/Sitem Manajerial (Visi-Misi, Dewan Penyantun, Pimpinan, Pengelola, Sumber Dana, Dll)
V I S I : Terwujudnya Lembaga Pendidikan Pembentukan Perwira Polri Yang Berkualitas, Untuk Melahirkan Perwira Polri Yang Praktisi Dan Akademisi Sebagai Kader Pemimpin Polri Masa Depan, Sesuai Strata Kepangkatan Dan Struktur Organisasi Yang Tergelar, Jujur, Bersih, Profesional, Bermoral, Modern Dan Dipercaya Masyarakat.
M I S I :
1.   Menyelengarakan Kegiatan Belajar Mengajar, Pelatihan Dan Pengasuhan Yang Berkualitas Dalam Rangka Membentuk Perwira Polri Yang Berkemampuan Sebagai First Line Supervisor Yang Cerdas Spirtual, Intelektual, Emosional, Sehat Jasmani, Tangguh, Berwibawa, Berjiwa Pemimpin Dan Unggul Berdasarkan Jatidiri Bhayangkara.
2.      Meningkatkan Mutu Latihan Kerja Taruna Dalam Rangka Pengabdian Masyarakat Sesuai Pelaksanaan Tugas Pokok Polri.
3.      Menyelenggarakan Penelitian Dan Pengembangan Yang Berhubungan Dengan Peningkatan Belajar Mengajar Dan Pelatihan Taruna.
4.      Meningkatkan Kuantitas Dan Kualitas 10 Komponen Pendidikan Akademi Kepolisian.
5.      Menyelenggarakan Manajemen Sumber Daya Akademi Kepolisian Secara Bersih, Transparan Dan Akuntabel.
6.      Menjalin Kerja Sama Secara Berkelanjutan Dengan Akademi Tni, Perguruan Tinggi Dan Lembaga Pendidikan Kepolisian Didalam Maupun Luar Negeri.
 2.3.2.  Kurikulum (Akademik Dan Non Akademik)
Kurikulum Akpol disusun berdasarkan pendekatan kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pendidikan dilaksanakan melalui proses pembelajaran, pelatihan dan pengasuhan dengan tujuan untuk membentuk Taruna menjadi anggota Polri sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat serta penegak hukum yang profesional, modern dan bermoral.
Profil Lulusan Pendidikan Pembentukan Akpol :
adalah sebagai Manajer Tingkat Pertama (first line supervisor) Tugas Umum Kepolisian yang Akademisi dan Praktisi dengan Kompetensi  :
mampu untuk melaksanakan pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakkan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat  dengan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.
Mampu untuk merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengendalikan dan mengkoordinasikan tugas pokok kepolisian dalam rangka menangkal timbulnya gangguan keamanan dan ketertiban serta penyakit masyarakat dengan menggunakan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan yang relevan dan teknologi informasi.
Kemampuan mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya dalam rangka pelaksanaan tugas pokok kepolisian yang didukung oleh kepribadian luhur, mental yang tangguh dan kesamaptaan yang prima.
Tujuan Pendidikan
Menciptakan lulusan Akademi Kepolisian untuk menjadi pimpinan Polri masa depan dengan kriteria :
a.      Sebagai Abdi Negara dan masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, arif,       profesional, patuh hukum, bersikap / berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat.
b.     Menjunjung tinggi kebenaran, keadilan dan kejujuran sesuai dengan etika profesi kepolisian.
c.      Mahir dalam melaksanakan tugas  tugas Kepolisian secara proporsional.
d.    Memiliki kemampuan melaksanakan tugas  tugas dan fungsi kepolisian dibidang pemeliharaan keamanan        dan ketertiban masyarakat, pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat, serta penegak hukum.
e.    Mampu memangku jabatan pada organisasi kepolisian di lini terdepan.
Sasaran Pendidikan :
a.       Proses pendidikan menggunakan kurikulum berbasis kompetensi
b.      Sistem pembelajaran menunjuk kepada kurikulum berbasis kompetensi untuk mengembangkan       kompetensi kognitif, afektif dan psikomotorik. 
c.       Sistem pelatihan menunjuk kepada kurikulum berbasis kompetensi untuk mengembangkan ketrampilan profesi dan kecakapan bertindak.
d.      Sistem pengasuhan menunjuk kepada kurikulum berbasis kompetensi untuk membentuk sikap, mental, moral dan perilaku terpuji. 
TAHAPAN PENDIDIKAN :
A.   LAMA PENDIDIKAN
10 semester akademik = 3 tahun 4 bulan (40 bulan / 160 minggu) *) 1 semester akademik (smt akd) = 16 minggu

B.  POLA PENDIDIKAN
1 - 5 - 4 dengan pengertian : 1 smt akd (4 bulan) Program Dasar Pemolisian (Pendidikan Dasar
Bhayangkara = DikDasBhara)
Tujuan mengubah  sikap mental (switching mental) dari masyarakat sipil (pure civilian) menjadi polisi sipil
(civillian police). 5 smt akd (20 bulan) Program Pembentukan Perwira Pertama  Program ini bertujuan untuk
membentuk Perwira Pertama Polisi yang berperilaku sebagai insan bhayangkara dan memberikan landasan
dalam bentuk keilmuan, keterampilan dan penugasan kompetensi profesi kepolisian dengan penekanan
pengembangan kematangan berpikir guna memberikan ruang kebebasan yang bertanggung jawab sebagai 
calon perwira     Polri. 4 smt akd (16 bulan) Program Perwira Sarjana Pelaksanaan pendidikan untuk
memperluas wawasan kehidupan bermasyarakat dan memperkuat penguasaan serta memantapkan perilaku
untuk berkarya secara profesional dan proporsional dalam tugas di lapangan, dalam tahap ini diakhiri dengan
penulisan skripsi.
C.  TAHAP PENDIDIKAN
 Tahap  I (Semester  I) Tingkat I Dikdasbhara
Calon Bhayangkara Taruna (Chabatar)
Tahap II (Semester II,III & IV) Tingkat II
Brigadir Dua Taruna (Brigdatar)
 Tahap III (Semester V,VI & VII) Tingkat III
Brigadir Satu  Taruna (Brigtutar)
 Tahap IV (Semester VIII, IX & X) Tingkat IV
Brigadir  Taruna (Brigtar)
Setelah Taruna menyelesaikan tahap pendidikan Smt I dengan mata kuliah dan jadwal yang     sama maka untuk Smt VI s/d X akan dikelompokkan sesuai Program Studi (Jurusan) dari hasil     tes Potensi Akademi yang bersangkutan antara lain :
Ø  Program Studi Kepolisian (Tugas-tugas Bantuan Teknis (Bantek)
Ø  Program Studi Administrasi Kepolisian (Bin  - Auxillary)
Ø  Program Studi Operasional Kepolisian (Fungsi Teknis Kepolisian)



Selasa, 24 April 2012

PIDATO HARDIKNAS

Saudara-saudara sekalian !
Yang saya hormati Dosen Stai Darul Qalam Drs. Habibullah .
Yang saya hormati mahasiswa/ mahasiswi Stai Darul Qalam .
Alangkah bahagianya saya selaku menjabat sebagai ibu kepada Negara Indonesia, pada hari ini ! pada hari ini, kita merayakan hari pendidikan Nasional, yang bertempat dilapangan Istana Bogor pada tanggal 2 Mei 2007. Dengan memperingati Pendidikan Nasional semoga kita lebih semangat /bangkit untuk memajukan dan mencerdaskan pendidikan anak-anak bangsa agar berguna bagi bangsa, Negara dan Agama. Pertambahan anak umur sekolah yang cepat dan pertambahan lulusan tiap jenjang pendidikan yang besar, tapi tidak diikuti penambahan prasarana dan sarana pendidikan yang cepat dan memadai, menimbulkan masalah bagi pemerintah untuk memberikan “pendidikan dan pengajaran” pada semua warga Negara sebagaimana diamanatkan oleh undang- undang Dasar.
Persoalan ini krusial mengingat beragamanya geografis nusantara yang luas dan terpencar dengan tingkat perkembangan sosial-ekonomi-kultural berbeda. Ketika itu untuk pertama kali pelaksanakan REPELITA dengan tekanan pada pembangunan ekonomi yang dipandang sebagai landasan bagi aspek- aspek lain dari pembangunan nasional. Dalam pembaruan pendidikan perhatian difokuskan pada upaya-upaya perbaikan dan peningkatan kualitas serta penataan kesempatan mendapat pendidikan. Mengenai yang terakhir ini sulitlah dicapai bila hanya melalui cara-cara konvesial yaitu memanfaatkan teknologi komunikasi dan teknologi ,informasi radio dan televisi. Pada tahun 2007 pemerintah telah menetapkan APBN untuk pendidikan sebesar 20% bagi SD, SLTP dan SLTA. Program dan kegiatan yang dilakukan tidak semata-mata atas dasar pertambahan jumlah gedung sekolah, guru, buku dan lain-lain.
Alternatif yang didentifikasikan adalah :
  1. Penambahan daya tampung SLP yang dilakukan baik dengan penambahan sekolah baru
  2. Peningkatan daya tampung sekolah- sekolah swasta
  3. Pengembangan sekolah terbuka dengan media korespodensi, modul, siaran radio, siaran Televisi dan lain-lain
  4. Pembukaan kursus- kursus ketrampilan praktis diluar sekolah sebagai jalur penyaluran ke masyarakat.
Ki Hajar Dewantara (1889-1959) seorang tokoh pendidikan Indonesia yang memprokarsai berdirinya lembaga pendidikan Taman siswa. Dia lebih terkenal dengan filsafat” tut wuri handayani, hing madya mangun karsa, hing ngarso sung tulada. Dewantara mengklasifikasikan tujuan pandidikan dengan istilah “ tri-nga”(tiga “nga-nga adalah huruf terakhir dalam abjad jawa ajisak). “Nga” pertama adalah ngerti” (memahami /aspek intelektual). “Nga kedua” adalah “ngrasa” adalah (merasakan aspek afeksi), dan “nga” ketiga adalah “nglakonin” (mengajarkan atau aspek psikomotorik). Merumuskan tujuan pendidikan yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Menurut Dewantara, adalah hak tiap orang untuk mengatur diri sendiri, oleh karena itu pengajaran harus mendidik anak menjadi manusia yang merdeka batin, pikiran, dan tenaga. Pengajaran jangan terlampau mengutamakan kecerdasan pikiran karena hal itu dapat memisahkan orang tepelajar dengan rakyat.
Akhir sampai disini, semoga bangsa Indonesia lebih meningkatkan dan mencerdaskan serta menciptakan anak-anak didik yang produktif, kreatif, dan inovatif yang berguna bagi bangsa dan Negara, Menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas dan mandiri yang dapat memenuhi kebutuhan global.