STUDI TOUR SMA NEGERI 1 SUKAHAJI
TIM PENULIS
·
Adi Hermawan (XI Ipa 3)
·
Aditya Nur Fahrizal (XI Ipa 3)
·
Willy Lestari (XI Ipa 2)
·
Yeni Indah Rahayu (XI Ipa 2)
·
Yuni Fitriani (XI Ipa 2)
KATA PENGENTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada
Allah SWT, yang telah memberikan karunia dan rahmatnya sehingga penulis masih
diberi kesempatan untuk meneliti kehidupan yang bersifat sementara ini.
Shalawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada junjungan kita semua nabi besar Muhammad SAW, yang telah
berjuang membawa panji Allah untuk menebarkan rahmatan lilalamin.
Alhamdulillah penullis dapat
menyelesaikan karya tulis yang berjudul STUDY TOUR SEMARANG-YOGYAKARTA dalam
rangka memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh tugas sekolah. Tersusunnya karya tulis ini tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini,
perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :
- Bapak Drs. H. Iing Solihin selaku kepala UPTD SMAN 1 SUKAHAJI.
- Ibu Emma Mardiyanah S.Si Selaku Guru Pembimbing kelas XI-IPA
- Bapak Nandang PJ. S.Pd selaku wali kelas XI-IPA2
- Bapak Hartono S.Ag selaku wali kelas XI-IPA3
5 Serta seluruh pihak
yang turut berperan dan membantu dalam penyusun karya tulis ini yang tak
mungkin menulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini
masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu, sumbangan saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan dari semua pihak demi kemajuan
penulis dalam pembuatan karya tulis ini selanjutnya. Akhirnya penulis harapkan semoga karya
tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca umumnya dan khususnya bagi
penulis sendiri.
Sukahaji, April 2012
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Pelaksanaan widyawisata ke Semmarang – Yogyakarta salah satu kegiatan dalam rangka menambah ilmu pengetahuan yang telah dipelajari dalam kelas dan pengalaman lapangan .Selain kegiatan ini merupakan wujud pengetahuan siswa budaya-budaya yang ada di Indonesia. Setelah melihat jumlah peserta yang cukup banyak kgiatan ini memubuktikan bahwa minat siswa terhadap widyawisata ini cukup baik. Paling tidak hal ini membuktikan bahwa macam-macam budaya yang ada di Indonesia masih tinggi, akan tetapi masih membutuhkan perlindungan dan pengembangan budaya Indonesia yang harus dilakukan oleh generasi penerus bangsa. Secara umum kegiatan ini dapat dikatakan berhasil, namun untuk mengetahui lebih rinci, kami menyusun karya tulis ini untuk menambah pengetahuan dan wawasan.
PENDAHULUAN
Pelaksanaan widyawisata ke Semmarang – Yogyakarta salah satu kegiatan dalam rangka menambah ilmu pengetahuan yang telah dipelajari dalam kelas dan pengalaman lapangan .Selain kegiatan ini merupakan wujud pengetahuan siswa budaya-budaya yang ada di Indonesia. Setelah melihat jumlah peserta yang cukup banyak kgiatan ini memubuktikan bahwa minat siswa terhadap widyawisata ini cukup baik. Paling tidak hal ini membuktikan bahwa macam-macam budaya yang ada di Indonesia masih tinggi, akan tetapi masih membutuhkan perlindungan dan pengembangan budaya Indonesia yang harus dilakukan oleh generasi penerus bangsa. Secara umum kegiatan ini dapat dikatakan berhasil, namun untuk mengetahui lebih rinci, kami menyusun karya tulis ini untuk menambah pengetahuan dan wawasan.
A. Latar Belakang
Salah satu yang
khas dan menonjol dari Indonesia adalah kebudayaan. Indonesia memiliki berbagai
macam budaya yang patut dijaga dan dilestarikan, tetapi karena kurangnya
perhatian terhadap budaya-budaya yang ada di Indonesia banyak negara yang
mengklaim budaya Indonesia. Oleh
karena itu, kebudayaan Indonesia harus dilindungi oleh generasi-generasi
penerus seperti kita. Salah satunya budaya yang ada di Jawa Tengah
(Semarang-Yogyakarta).Perlu kita jaga dan lestarikan agar bisa berkembang dan
lebih maju hingga diseluruh negara. Untuk menumbuhkan semangat para generasi muda yang akan menjadi penerus untuk melestarikan budaya Indonesia, perlu
adanya motivasi dan dukungan dan berbagai pihak yang cinta akan budaya Indonesia.
B. Perumusan Masalah
· Sejarah singkat PT. Sido Muncul
· Sejarah berdirinya AKPOL
· Sejarah singkat PT. Sido Muncul
· Sejarah berdirinya AKPOL
C. Tujuan Masalah
Tujuan
kami Studytour untuk meneliti dan mempelajari dari obyek wisata yang dikunjugi
yaitu :
a) Mengetahui berbagai macam tradisi dan budaya-budaya yang ada di Semarang-Yogyakarta
b) Mengetahui hal-hal yang dipelajari diberbagai obyek wisata yang dikunjungi
c) Untuk memenuhi salah satu tugas dalam kegiatan study tour
d) Untuk memahami cara bagaimana pada awal berdiri suatu perusahaan tersebut
a) Mengetahui berbagai macam tradisi dan budaya-budaya yang ada di Semarang-Yogyakarta
b) Mengetahui hal-hal yang dipelajari diberbagai obyek wisata yang dikunjungi
c) Untuk memenuhi salah satu tugas dalam kegiatan study tour
d) Untuk memahami cara bagaimana pada awal berdiri suatu perusahaan tersebut
D. Metode
Dalam pembuatan karya tulis ini, kami menggunakan metode penelitian karena kkami langsung terjun ke lapangan untuk penunjang karya tulis ini.
Dalam pembuatan karya tulis ini, kami menggunakan metode penelitian karena kkami langsung terjun ke lapangan untuk penunjang karya tulis ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perjalanan Study Tour Ke Semarang Dan Yogyakarta
2.1.1.
Persiapan Dan Pemberangkatan
Persiapan pada pukul 19.00-20.30 bertempat di SMAN
1 sukahaji dan berangkat menuju semarang pada pukul 20.30-04.00.
2.1.2. Aktivitas di Perjalanan
Aktivitas
di perjelanan tidak terlalu banyak, banyak peserta study tour yang terlelap
tidur dan tidak sedikit pula yang bercanda, berkaraoke bersama teman-teman.
2.1.3. Aktivitas
di Tempat Tujuan / Obyek Wisata
1. Mesjid
Agung Semarang
Di Mesjid Agung Semarang semua peserta
study tour melaksanakan solat subuh, beristirahat, dan mengganti pakaian dengan
PSAS, di karenakan tujuan selanjutnya adalah AKPOL. Setelah sarapan pagi di
lingkungan Mesjid Agung Semarang, lalu di lanjutkan perjalanan ke AKPOL.
2. AKPOL
(Akademi Kepolisian)
Setelah sampai di AKPOL semua peserta
langsung di sambut oleh para petinggi di AKPOL. Setelah semua berada di gedung
serba guna AKPOL, persentasi pun dilaksanakan. Sesudah persentasi kami
di beri kesempatan untuk berfoto dengan para TARUNA dan TARUNI. Setelah kegiatan
selesai di AKPOL selanjutnya di teruskan ke pabrik Sidomuncul.
3. Jamu
Sidomuncul
Setelah sampai di Sidomuncul kami di
sambut oleh Humas Sidomuncul, di sana kami diterangkan berbagai macam tumbuhan
yang bisa di buat jamu, dan kami di beri kesempatan untuk melihat proses
pembuatan jamu Sidomuncul. Setelah berkeliling Pabrik Sidomuncul kami di
kumpulkan di sebuah pendopo untuk melaksanakan sesi tanya jawab dengan Humas
Sidomuncul. Kunjungan di Sidomuncul ini membuat pengetahuan kami terhadap
tanaman obat menjadi lebih.Setelah kunjungan di Sidomuncul.
4. PT. Coca Cola
Setelah
sampai di PT. Coca Cola kami di sambut oleh Humas PT. Coca Cola, di sana kami
diterangkan berbagai macam bahan-bahan
yang bisa di buat coca-cola,
dan kami di beri kesempatan untuk melihat proses pembuatan coca-cola. Setelah berkeliling
Pabrik PT. coca-cola. Kunjungan di coca-cola ini membuat
pengetahuan kami terhadap tanaman obat menjadi lebih tahu. Setelah kunjungan di coca-cola, Kami lanjutkan
perjalanan ke Hotel tempat kami menginap.
5. Hotel/Penginapan
Setelah tiba di hotel/Penginapan, kami
bergegas memasuki kamar kami masing-masing untuk beristirahat setelah seharian
kunjungan ke berbagai tempat. Setelah pagi, kami sarapan di hotel/penginapan
tersebut, dan setelah semua beres, kami lanjutkan perjalanan ke Pantai
Parangtritis.
6. Pantai
Parangtritis
Sekitar jam setengah sepuluh pagi, kami
tiba di Pantai Parangtritis, semua peserta study tour bermain dan berfoto di
pantai tersebut. Setelah jam 11.00 , kami menuju mesjid untuk melaksanakan
shalat disana. Dan dilanjutkan menyantap makan siang di sebuah tempat
peristirahatan. Setelah semua siap
untuk berangkat ke Candi Borobudur. Tiba-tiba kunjungan ke Candi Borobudur di
batalkan karena kesorean. Sehingga langsung menuju ke Malioboro.Dijalan
menuju Malioboro, kami mampir ke salah satu toko oleh-oleh khas Yogyakarta,
disana kami di beri kesempatan berbelanja makanan seperti bakpia, wicca, getuk dll.
7. Malioboro
Sampai di Malioboro kira-kira jam
setengah 5. Kami di beri kesempatan untuk berbelanja di Malioboro. Semua
peserta study tour berpencar di Malioboro untuk berbelanja, ada yang berbelanja
pakaian, sandal, tas, dll. Kami di beri waktu sampai pukul 6.00 untuk berkumpul
kembali di bis.
2.1.1. Persiapan
kembali ke SMAN 1 Sukahaji
Persiapan kembali ke sekolah di mulai
dari Malioboro, kami berangkat dari Malioboro sekitar jam 6.30. di perjalanan
pulang, kami semua tertidur karena lelah sudah melakukan kegiatan seharian
penuh. Di jalan kami berhenti di sebuah Restoran, di sana kami di suguhkan
dengan karokean di tempat restoran itu. Setelah semua menyantap makanan dan
sudah beristirahat, perjalanan di lanjutkan kembali. Dan sampai di sekolah
kira-kira jam setengah 9.00 dan semua peserta study tour kembali kerumahnya
masing-masing.
2.2 MESJID AGUNG SEMARANG (KUBAH ELEKTRIK) – JAWA TENGAH
Masjid Agung Jawa Tengah ini, selain disiapkan sebagai tempat ibadah, juga dipersiapkan sebagai objek wisata religius. Untuk menunjang tujuan tersebut, Masjid Agung ini dilengkapi dengan wisma penginapan dengan kapasitas 23 kamar berbagai kelas, sehingga para peziarah yang ingin bermalam bisa memanfaatkan fasilitas.
Daya
tarik lain dari masjid ini adalah Menara Al Husna atau Al Husna Tower yang
tingginya 99 meter. Bagian dasar dari menara ini terdapat Studio Radio Dais
(Dakwah Islam). Sedangkan di lantai 2 dan lantai 3 digunakan sebagai Museum
Kebudayaan Islam, dan di lantai 18 terdapat Kafe Muslim yang dapat berputar 360
derajat. Lantai 19 untuk menara pandang,
dilengkapi 5 teropong yang bisa melihat kota Semarang. Pada awal Ramadhan 1427 H lalu, teropong di masjid ini untuk pertama kalinya digunakan untuk melihat Rukyatul Hilal oleh Tim Rukyah Jawa Tengah dengan menggunakan teropong canggih dari Boscha.
2.2.2 Materi Dan Bahan Pembentuk Sttuktur Bangunan Mesjid
Masjid Agung Jawa Tengah/Masjid Agung Semarang merupakan salah satu
masjid termegah di Indonesia. Masjid dengan arsitektur indah ini mulai dibangun
pada tahun 2001 dan selesai pada tahun 2006. Kompleks masjid terdiri dari
bangunan utama seluas 7.669 m2 dan halaman seluas 7.500 m2. Masjid Agung Jawa
Tengah terletak di jalan Gajah Raya, tepatnya di Desa Sambirejo, Kecamatan
Gayamsari, Kota Semarang. Masjid yang mampu menampung jamaah tak kurang dari 15.000 ini
diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, pada
tahun 2006. Upacara peresmian ditandai dengan penandatanganan batu prasasti
setinggi 3,2 m dan berat 7,8 ton yang terletak di depan masjid. Prasasti
terbuat dari batu alam yang berasal dari lereng Gunung Merapi. Selain sebagai
tempat ibadah, Masjid Agung Jawa Tengah juga merupakan obyek wisata terpadu
pendidikan, religi, pusat pendidikan, dan pusat aktivitas syiar Islam.
Dengan berkunjung ke masjid ini, pengunjung dapat melihat keunikan arsitektur masjid yang merupakan perpaduan antara arsitektur Jawa, Roma dan Arab. Arsitektur Jawa terlihat pada beberapa bagian, misalnya pada bagian dasar tiang masjid menggunakan motif batik seperti tumpal, untu walang, kawung, dan parang-parangan. Ciri arsitektur Timur Tengah (Arab) terliat pada dinding masjid dinding masjid yang berhiaskan kaligrafi.
Selain itu, di halaman Masjid Agung Jawa Tengah terdapat 6 payung hidrolik raksasa yang dapat membuka dan menutup secara otomatis yang merupakan adopsi arsitektur bangunan Masjid Nabawi yang terdapat di Kota Madinah. Masjid ini juga sedikit dipengaruhi gaya arsitektur Roma. Gaya itu nampak pada desain interior dan lapisan warna yang melekat pada sudut-sudut bangunan
2.2.3 Waktu dan Proses Pembangunan
Peresmian Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT)
2.2 MESJID AGUNG SEMARANG (KUBAH ELEKTRIK) – JAWA TENGAH
2.2.1 Bentuk, Ukuran, dan
Desain Arsitektur
Masjid
Agung Jawa Tengah dirancang dalam gaya arsitekrural campuran Jawa, Islam dan
Romawi. Diarsiteki oleh Ir. H. Ahmad Fanani dari PT. Atelier Enam Bandung yang
memenangkan sayembara desain MAJT tahun 2001. Bangunan utama masjid beratap
limas khas bangunan Jawa namun dibagian ujungnya dilengkapi dengan kubah besar
berdiameter 20 meter ditambah lagi dengan 4 menara masing masing setinggi 62
meter ditiap penjuru atapnya sebagai bentuk bangunan masjid universal Islam
lengkap dengan satu menara terpisah dari bangunan masjid setinggi 99 meter.
Gaya
Romawi terlihat dari bangunan 25 pilar dipelataran masjid. Pilar pilar bergaya
koloseum Athena di Romawi dihiasi kaligrafi kaligrafi yang indah, menyimbolkan
25 Nabi dan Rosul, di gerbang ditulis dua kalimat syahadat, pada bidang datar
tertulis huruf Arab Melayu “Sucining Guno Gapuraning Gusti“.
Masjid Agung Jawa Tengah ini, selain disiapkan sebagai tempat ibadah, juga dipersiapkan sebagai objek wisata religius. Untuk menunjang tujuan tersebut, Masjid Agung ini dilengkapi dengan wisma penginapan dengan kapasitas 23 kamar berbagai kelas, sehingga para peziarah yang ingin bermalam bisa memanfaatkan fasilitas.
dilengkapi 5 teropong yang bisa melihat kota Semarang. Pada awal Ramadhan 1427 H lalu, teropong di masjid ini untuk pertama kalinya digunakan untuk melihat Rukyatul Hilal oleh Tim Rukyah Jawa Tengah dengan menggunakan teropong canggih dari Boscha.
2.2.2 Materi Dan Bahan Pembentuk Sttuktur Bangunan Mesjid
Dengan berkunjung ke masjid ini, pengunjung dapat melihat keunikan arsitektur masjid yang merupakan perpaduan antara arsitektur Jawa, Roma dan Arab. Arsitektur Jawa terlihat pada beberapa bagian, misalnya pada bagian dasar tiang masjid menggunakan motif batik seperti tumpal, untu walang, kawung, dan parang-parangan. Ciri arsitektur Timur Tengah (Arab) terliat pada dinding masjid dinding masjid yang berhiaskan kaligrafi.
Selain itu, di halaman Masjid Agung Jawa Tengah terdapat 6 payung hidrolik raksasa yang dapat membuka dan menutup secara otomatis yang merupakan adopsi arsitektur bangunan Masjid Nabawi yang terdapat di Kota Madinah. Masjid ini juga sedikit dipengaruhi gaya arsitektur Roma. Gaya itu nampak pada desain interior dan lapisan warna yang melekat pada sudut-sudut bangunan
2.2.3 Waktu dan Proses Pembangunan
Pembangunan
masjid tersebut dimulai pada hari Jumat, 6 September 2002 yang ditandai dengan
pemasangan tiang pancang perdana yang dilakukan Menteri Agama Ri, Prof. Dr. H.
Said Agil Husen al-Munawar, KH. MA Sahal Mahfudz dan Gubernur Jawa Tengah, H.
Mardiyanto. Pemasangan tiang pancang pertama tersebut juga dihadiri oleh tujuh
duta besar dari Negara-negara sahabat, yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab,
Qatar, Kuwait, Mesir, Palestina, dan Abu Dabi. Dengan
demikian mata dan perhatian dunia internasional pun mendukung dibangunnya Masjid Agung Jawa Tengah tersebut. Sebelum dilakukan pemasangan tiang pancang tersebut, dilaksanakanlah pengajian dan mujahadah oleh kiai-kiai karismatik seperti KH. Munif Zuhri dari Girikusumo, KH. Baqoh Arifin dari Kajoran, KH. Habib Luthfi dari Pekalongan dan lain-lain.
demikian mata dan perhatian dunia internasional pun mendukung dibangunnya Masjid Agung Jawa Tengah tersebut. Sebelum dilakukan pemasangan tiang pancang tersebut, dilaksanakanlah pengajian dan mujahadah oleh kiai-kiai karismatik seperti KH. Munif Zuhri dari Girikusumo, KH. Baqoh Arifin dari Kajoran, KH. Habib Luthfi dari Pekalongan dan lain-lain.
Peresmian Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT)
Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono mengajak para ulama, kyai, cendekiawan, dan umat Islam
untuk menjadikan Masjid Agung Jawa Tengah sebagai pusat keunggulan dakwah dan
siar Islam. Hal itu disampaikan Presiden dalam sambutannya ketika meresmikan
Masjid Agung Jawa Tengah. Hadir pula Menteri Agama Maftuh Basyuni, Mendagri M.
Ma'ruf, dan Gubernur Jateng Mardiyanto.
Presiden
meresmikan Masjid Agung Jateng ini dengan menekan tombol sirine dan
penandatanganan replika prasasti. Sedangkan prasati yang asli sudah dipasang
secara permanen di halaman depan masuk Masjid setinggi 3,2 meter dengan berat
7,8 ton. Bahannya dari batu alam yang diambil dari lereng Gunung Merapi,
Kabupaten Magelang, Jateng. Prasasti ini dipahat Nyoman M. Alim yang juga
dipercaya membuat miniatur candi Borobudur yang ditempatkan di Minimundus
Vienna, Austria, pada tahun 2001.
2.3.2. Kurikulum (Akademik Dan Non Akademik)
Usai peresmian,
Presiden beserta Ibu Negara dan rombongan terbatas mengadakan peninjauan ke
dalam masjid dan melihat maket serta fasilitas yang dimiliki, dipandu Ahmad
Fatani selaku desainer dari Masjid ini.
2.2.4 Karakteristik
Mesjid M\Agung Semarang
Model
Perencanaan Transportasi Empat Tahap akan memprediksikan besamya bangkitan
pergerakan yang terjadi, pola sebaran pergerakannya, dan bagaimana pembebanan
dari pergerakan hasil bangkitan ini terhadap jaringan jalan disekitar lokasi
masjid. Sedangkan Analisis kinerja jaringan jalan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja jaringan jalan akibat pembebanan. Dari basil penelitian dapat diketahui
bahwa pada periode waktu menjelang shalat jumat, Masjid Agung Jawa Tengah akan
menghasilkan tarikan pergerakan sebesar 1220,91 smp dan pada periode waktu
setelah shalat jumat, akan terjadi bangkitan pergerakan sebesar 977,01 smp/jam.
Analisis sebaran pergerakan, pembebanan lalu lintas akibat bangkitan dan
analsis terhadap kinerja jaringan jalan menunjukkan bahwa bangkitan pergerakan
Masjid Agung Jawa Tengah memberikan dampak yang tidak signifikan terhadap
kinerja ruas jalan, akan tetapi mengakibatkan dampak lalu lintas yang
signifikan terhadap kinerja simpang berlampu maupun simpang tak berlampu yang
ada di sekitar lokasi Masjid Agung Jawa Tengah. Penerapan manajemen lalu lintas
seperti perbaikan geometrik jalan dan persimpangan, pengurangan tingkat
hambatan samping, sena perubahan pada aturan berbelok akan memberikan perbaikan
yang signifikan terhadap kinerja jaringan jalan dalam melayani arus lalu lintas
akibat aktifitas di Masjid Agung Jawa Tengah.
2.2.5 Kegiatan keagamaan danpemeliharaan Masjid
Agung Semarang
Selama bulan ramadhan di Masjid Kauman, usai shalat
dzuhur hingga menjelang ashar, selalu dipenuhi banyak orang. Mereka
mendengarkan pengajian Al Qur'an yang dipimpin oleh seorang ulama yang mampu
menghafal Al Qur'an diluar kepala atau dikenal dengan sebutan Al Hafiz.
Sepanjang
sejarah, Masjid Kauman selalu ramai dikunjungi oleh umat muslim dari berbagai
penjuru, terutama para musafir yang berdagang di Pasar Johar, Semarang. Selama
bulan ramadhan usai sholat dzuhur, ratusan umat muslim memadati serambi masjid,
guna mengikuti fadillah atau pengajian Al qur'an yang dipimpin oleh Kyai Haji
Ahmad Najib, seorang ulama Semarang, yang mampu menghafal Al Qur'an diluar
kepala, atau dikenal dengan sebutan Al Hafiz. Selain hafal Al Qur'an, Al Hafiz
juga mampu menafsirkan inti dari setiap kata dan ayat Al Qur'an, yang
disampaikan dalam bahasa Jawa.
Prosesi Pawai Dugderan
Prosesi pawai Dugderan adalah pawai menyambut bulan Suci Ramadhan. Pawai ini
kini digabungkan kegiatannya bersama sama 3 masjid utama kota Semarang, yakni
Masjid Agung Semarang atau lebih dikenal Masjid Kauman, Masjid Raya
Baiturrahman Simpanglima, dan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).
Dalam pawai dugderan direncanakan mengambil dua garis
start, di Masjid Kauman yang dipimpin Wali Kota Semarang dan Masjid
Baiturrahman yang dipimpin Gubernur Jateng. Kedua rombongan pawai yang
berangkat dari dua masjid berbeda kemudian dipertemukan Jl Ahmad Yani.
Selanjutnya berangkat bersama-sama menuju MAJT. Pada awalnya pawai dugderan
berangkat dari halaman Balai Kota menuju Masjid Kauman. Namun beberapa tahun
terakhir, rute pawai diteruskan hingga ke MAJT.[1]
Perubahan konsep itu juga mencakup lokasi pasar malam
yang selalu menyertai tradisi dugderan yang memiliki ikon unik, yakni karakter
warak ngendhog. Pasar malam dugderan ini sejak tahun 2008 ditempatkan di
sekitar MAJT. Sementara tahun-tahun sebelumnya selalu di sekitar Masjid Kauman.
Upaya pengembangan pawai dugderan ini untuk lebih menyemarakkan kegiatan
tradisi budaya yang sudah ada sejak lama.
2.3 AKADEMI KEPOLISIAN (AKPOL) SEMARANG
2.3.1. Struktur Organisasi/Sitem Manajerial (Visi-Misi, Dewan Penyantun, Pimpinan, Pengelola, Sumber Dana,
Dll)
V I
S I : Terwujudnya Lembaga Pendidikan Pembentukan Perwira
Polri Yang Berkualitas, Untuk Melahirkan Perwira Polri Yang Praktisi Dan Akademisi
Sebagai Kader Pemimpin Polri Masa Depan, Sesuai Strata Kepangkatan Dan Struktur
Organisasi Yang Tergelar, Jujur, Bersih, Profesional, Bermoral, Modern Dan
Dipercaya Masyarakat.
M I S I :
1. Menyelengarakan Kegiatan Belajar Mengajar, Pelatihan
Dan Pengasuhan Yang Berkualitas Dalam Rangka Membentuk Perwira Polri Yang
Berkemampuan Sebagai First Line Supervisor Yang Cerdas Spirtual, Intelektual,
Emosional, Sehat Jasmani, Tangguh, Berwibawa, Berjiwa Pemimpin Dan Unggul
Berdasarkan Jatidiri Bhayangkara.
2. Meningkatkan Mutu Latihan Kerja Taruna Dalam Rangka
Pengabdian Masyarakat Sesuai Pelaksanaan Tugas Pokok Polri.
3. Menyelenggarakan Penelitian Dan Pengembangan Yang
Berhubungan Dengan Peningkatan Belajar Mengajar Dan Pelatihan Taruna.
4. Meningkatkan Kuantitas Dan Kualitas 10 Komponen
Pendidikan Akademi Kepolisian.
5. Menyelenggarakan Manajemen Sumber Daya Akademi
Kepolisian Secara Bersih, Transparan Dan Akuntabel.
6. Menjalin Kerja Sama Secara Berkelanjutan Dengan
Akademi Tni, Perguruan Tinggi Dan Lembaga Pendidikan Kepolisian Didalam Maupun
Luar Negeri.
Kurikulum Akpol
disusun berdasarkan pendekatan kompetensi yang meliputi pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Pendidikan dilaksanakan melalui proses pembelajaran, pelatihan
dan pengasuhan dengan tujuan untuk membentuk Taruna menjadi anggota Polri
sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat serta penegak hukum yang
profesional, modern dan bermoral.
Profil Lulusan Pendidikan
Pembentukan Akpol :
adalah sebagai Manajer Tingkat Pertama (first line
supervisor) Tugas Umum Kepolisian yang Akademisi dan Praktisi dengan
Kompetensi :
mampu untuk melaksanakan pemeliharaan keamanan dan
ketertiban masyarakat, penegakkan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan
kepada masyarakat dengan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.
Mampu untuk merencanakan, mengorganisasikan,
melaksanakan, mengendalikan dan mengkoordinasikan tugas pokok kepolisian dalam
rangka menangkal timbulnya gangguan keamanan dan ketertiban serta penyakit masyarakat
dengan menggunakan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan yang relevan dan teknologi
informasi.
Kemampuan mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang dimilikinya dalam rangka pelaksanaan tugas pokok kepolisian
yang didukung oleh kepribadian luhur, mental yang tangguh dan kesamaptaan yang
prima.
Tujuan Pendidikan
Menciptakan lulusan
Akademi Kepolisian untuk menjadi pimpinan Polri masa depan dengan kriteria :
a. Sebagai Abdi Negara dan masyarakat yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, arif, profesional, patuh hukum, bersikap /
berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat.
b. Menjunjung tinggi kebenaran, keadilan dan kejujuran
sesuai dengan etika profesi kepolisian.
c. Mahir dalam melaksanakan tugas tugas Kepolisian
secara proporsional.
d. Memiliki kemampuan melaksanakan tugas tugas dan
fungsi kepolisian dibidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat,
pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat, serta penegak hukum.
e. Mampu memangku jabatan pada organisasi kepolisian di
lini terdepan.
Sasaran Pendidikan :
Sasaran Pendidikan :
a. Proses pendidikan menggunakan kurikulum berbasis
kompetensi
b. Sistem pembelajaran menunjuk kepada kurikulum berbasis
kompetensi untuk mengembangkan kompetensi kognitif, afektif dan psikomotorik.
c. Sistem pelatihan menunjuk kepada kurikulum berbasis
kompetensi untuk mengembangkan ketrampilan profesi dan kecakapan bertindak.
d. Sistem pengasuhan menunjuk kepada kurikulum berbasis
kompetensi untuk membentuk sikap, mental, moral dan perilaku terpuji.
TAHAPAN PENDIDIKAN :
A. LAMA PENDIDIKAN
10 semester akademik = 3 tahun 4 bulan (40 bulan / 160
minggu) *) 1 semester akademik (smt akd)
= 16 minggu
B. POLA PENDIDIKAN
1 - 5 - 4 dengan
pengertian : 1 smt akd (4 bulan) Program Dasar Pemolisian
(Pendidikan Dasar
Bhayangkara = DikDasBhara)
Tujuan mengubah sikap mental (switching mental)
dari masyarakat sipil (pure civilian) menjadi polisi sipil
(civillian police). 5 smt akd (20 bulan) Program Pembentukan Perwira
Pertama Program ini bertujuan untuk
membentuk Perwira Pertama Polisi yang berperilaku
sebagai insan bhayangkara dan memberikan landasan
dalam
bentuk keilmuan, keterampilan dan penugasan kompetensi
profesi kepolisian dengan penekanan
pengembangan kematangan berpikir guna memberikan ruang kebebasan yang bertanggung jawab sebagai
calon
perwira Polri. 4 smt akd (16 bulan) Program Perwira Sarjana Pelaksanaan pendidikan untuk
memperluas wawasan
kehidupan bermasyarakat dan memperkuat
penguasaan serta memantapkan perilaku
untuk berkarya secara profesional dan
proporsional dalam tugas di lapangan, dalam tahap ini diakhiri dengan
penulisan
skripsi.
C. TAHAP PENDIDIKAN
Tahap I (Semester I) Tingkat I Dikdasbhara
Calon Bhayangkara Taruna (Chabatar)
Tahap II (Semester II,III & IV) Tingkat II
Brigadir Dua Taruna (Brigdatar)
Tahap III (Semester V,VI & VII) Tingkat III
Brigadir Satu Taruna (Brigtutar)
Tahap IV (Semester VIII, IX & X) Tingkat IV
Brigadir Taruna (Brigtar)
Setelah Taruna
menyelesaikan tahap pendidikan Smt I dengan mata kuliah dan jadwal yang
sama maka untuk Smt VI s/d X akan dikelompokkan sesuai
Program Studi (Jurusan) dari hasil tes Potensi Akademi yang
bersangkutan antara lain :
Ø Program Studi Kepolisian (Tugas-tugas Bantuan Teknis
(Bantek)
Ø Program Studi Administrasi Kepolisian (Bin - Auxillary)
Ø
Program
Studi Operasional Kepolisian (Fungsi Teknis Kepolisian)